Sponsor

Hujan Itu Rahmat Allah, Jangan Dikutuki Yaa!





(SELAIN ITU ADA LOH AMALAN-AMALAN SAAT HUJAN, TAU GAK SIH?)

Baca dulu sampe abis yaa biar ga salah paham, makasiih!

Tau gak sih kalo hujan tuh asalnya adalah rahmat Allah? 

Allah sendiri udah jelas-jelas bilang di Al-Qur’an kalau hujan emang bentuk kasih saying Allah untuk ciptaan-Nya, dan hujan tuh manfaatnya banyaak banget, kayak di ayat ini, bahwa hujan diturunkan untuk menyebarkan rahmat.

وَهُوَ ٱلَّذِى يُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ مِنۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوا۟ وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُۥ ۚ وَهُوَ ٱلْوَلِىُّ ٱلْحَمِيدُ

“Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (Qs. Asy-Syuura/41:28)

Terus, manfaat lain hujan juga untuk menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan dan tanaman-tanaman, di situ juga ditulis, “Dan Kami menurunkan dari langit air yang penuh keberkahan.”
Tuh, KEBERKAHAN. Sedangkan berkah itu sendiri pasti kebaikan, kan?

وَنَزَّلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً مُّبَٰرَكًا فَأَنۢبَتْنَا بِهِۦ جَنَّٰتٍ وَحَبَّ ٱلْحَصِيدِ
“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,”

Last but not least, hujan juga perantara dari Allah untuk menghidupkan negeri yang mati. Maksudnya, banyak kan negeri-negeri yang keringgg banget? Bahkan sampe mereka kesulitan mencari air bersih, nah hujan tuh perantara untuk ngelanjutin kehidupan yang kekeringan ini.

Dalam Al-Qur'an Surat Az-Zukhruf, Allah memberikan informasi bahwa hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”. الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS: Az-Zukhruf : 11)

Dan masih banyak lagi.

Nah sejelas itu Allah ngasih tau kalo hujan tuh bentuk rahmat Allah.

Ada pun banjir, itu semata-mata disebabkan hujan. Banjir itu musibah, sedangkan musibah dan bentuk-bentuk kerusakan lainnya di darat dan lautan itu jelas-jelas hasil perbuatan tangan manusia.

ظَہَرَ الۡفَسَادُ فِی الۡبَرِّ وَ الۡبَحۡرِ بِمَا کَسَبَتۡ اَیۡدِی النَّاسِ لِیُذِیۡقَہُمۡ بَعۡضَ الَّذِیۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّہُمۡ یَرۡجِعُوۡنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. Ar-Rum/30:41)

Nah tafsirannya dari ayat ini menurut Imam Abul Aliyah sama Imam Asy-Syaukani rahiimahumallah, perbuatan tangan di sini tuh entah secara fisik (dengan tangan langsung), ex: Pembangunan tanpa peduli dengan keseimbangan alam, atau tidak, ex: Maksiat-maksiat.

Wait, jangan komen dulu, baca dulu bawahnya

Imam Abul ‘Aliyah ar-Riyahi mengatakan, “Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi berarti dia telah berbuat kerusakan di muka bumi, karena bumi dan langit itu baik dengan sebab ketaatan (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala)

Imam asy-Syaukani rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas mengatakan, “(Dalam ayat ini) Allah menjelaskan bahwa perbuatan syirik dan maksiat adalah sebab timbulnya (berbagai) kerusakan di alam semesta.

Gue yakin, abis ini pasti ada aja yang komentar, “Lah, ya namanya banjir mah emang udah fitrah alam, emang bumi udah tua; udah rusak⸺ga ada hubungannya sama maksiat blablabla,”

Gini-gini, even lo mau denial⸺ini tuh udah jelas tertulis di dalam Al-Qur’an. Mayoritas ulama pun menafsirkan kek gitu. Dan memang benar adanya kayak gitu. Yap, bumi udah tua juga salah satu faktor, tapi kemaksiatan juga faktor lain.

Berapa banyak kemaksiatan sekarang udah terang-terangan? Orang-orang munafik pun udah ga takut-takut lagi nujukin jati dirinya? Udah pada ga malu lagi umbar dosa, ya kan?

Ga usah jauh-jauh, bahkan di Twitter pun orang-orang berlomba-lomba bikin thread even dengan menggunakan akun anon, tetntang aib atau dosa-dosa mereka. Meanwhile Allah udah sebaik itu nutupin aib/dosa-dosa mereka. Miris. Jadi, kalau pun hujan menyebabkan banjir, longsor, dll.⸺faktor terbesarnya yak arena ulah manusia.

Even menurut kita ga logis ngehubungin musibah ama maksiat, ya tertulis seperti itu adanya di Al-Qur’an. Al-Qur’an yang jelas-jelas perkataan Allah ga mungkin boong, kan? Berapa banyak fakta-fakta Al-Qur’an yang baru terkuak zaman sekarang? 

Jadi yuk, mulai dari diri sendiri untuk ngurangin maksiat⸺dan jangan sampe kita mengutuki hujan yang jelas-jelas rahmat Allah, okeh?

“Alah Lo BiLaNg gIni KArenA lo gA keNa BanJiR”

Wkwkwk, kata siapa? Rumah gue daerah Bekasi banjir awal tahun kemarin, begitu juga kos gue di daerah Jakarta. Tapi gue ga mau jadiin itu alasan dengan mengutuki hujan. 

Gue bahkan pas banjir itu lagi mudik di Bangka⸺dan baru balik rumah h+7 setelah banjir. Kebayang sebau apa rumah gue diendepin lumpur selama seminggu?

Sampai rumah pulang mudik, gue mama ayah non-stop beresin rumah selama seminggu. Sampai pada drop dan gue sakit campak Jerman. Tapi ya itu, mama selalu bilang, “Jangan sampe kita benci hujan⸺hujan itu rahmat, adek harus selalu inget itu ya nak.”


Nah kalo pun banjir, ya mau diapain lagi? Qadarullah, itu juga bentuk ujian dari Allah karena Allah sayang sama kita. Kita bisa gak sabar, gitcuu⸺toh memang daerah kita juga dataran rendah, kan? Pembangunan juga di mana-mana, daerah resapan air jadi berkurang banyak, orang buang sampah di mana-mana, etc.⸺jelas kan kalau manusia juga berperan banyak banget?

Saling introspeksi aja, jangan nyalahin hujan atau pemerintah. Mending saling support. Jujur, kadang sedih banget, tiap banjir disalahin pemerintah; presiden lah⸺bahkan yang paling banyak gue liat di timeline pada nyalahin gubernur. 

Kalian ga kasian sama gubernur gais? Beliau juga kerja loh, usaha⸺ga cuma diem-diem aja. Yuk apresisasi sedikit, apa susahnya menghargai?

Kebayang gak kalau beliau bapak kita? Yang udah kerja sana-sini tapi selalu disalahin semua orang, dicaci maki, dll.⸺iya tau, itu konsekuensi pemerintah, tapi kita ga bisa setidaknya support dan bantu doa?

Dan ada doanya loh ketika turun hujan, kayak Nabi ajarkan:

Ketika muncul mendung, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu khawatir, jangan-jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى نَاشِئاً فِي أُفُقٍ مِنْ آفَاِق السَمَاءِ، تَرَكَ عَمَلَهُ- وَإِنْ كَانَ فِي صَلَاةٍ- ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ؛ فَإِنْ كَشَفَهُ اللهُ حَمِدَ اللهَ، وَإِنْ مَطَرَتْ قَالَ: “اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً”
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat awan (yang belum berkumpul sempurna, pen) di salah satu ufuk langit, beliau meninggalkan aktivitasnya –meskipun dalam shalat- kemudian beliau kembali melakukannya lagi (jika hujan sudah selesai, pen). Ketika awan tadi telah hilang, beliau memuji Allah. Namun, jika turun hujan, beliau mengucapkan, “Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagi hujan yang bermanfaat].”

Apabila Allah memberi nikmat hujan, dianjurkan bagi seorang muslim dalam rangka bersyukur kepada-Nya untuk membaca do’a,
اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً
Allahumma shoyyiban naafi’aa [Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat].

Itulah yang Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ucapkan ketika melihat turunnya hujan. Hal ini berdasarkan hadits dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,

إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ « اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً »
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”

Ibnu Baththol mengatakan, ”Hadits ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.”

Al Khottobi mengatakan, ”Air hujan yang mengalir adalah suatu karunia.”

Amalan-amalan lainnya juga nih, yok praktekin dikit-dikit:

1. Waktu Ijabahnya Do’a

Jadi kalian banyakin doa guys karena tiap hujan turun, malaikat-malaikat pembawa rahmat juga turun⸺yang mau lolos interview, yang UTBK, yang lagi nyari beasiswa⸺yang keluarganya lagi sakit, atau apa pun!

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.”

Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” 

2. Do’a ketika hujan lebat

Nah Rasul ama sahabat-sahabatnya doa minta langit menjadi cerah ketika hujan lebat biar ga jadi musibah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan].”

3. Berwudhu dengan Air Hujan

Ini dianjurkan ya guys, aku juga sering mandi ujan kalo lagi di rumah, ujan-ujanann di teras belakang, tapi kalo hujannya deras aja. Jangan pas gerimis-gerimis nanti sakit.

Ibnu Qudamah mengatakan, ”Dianjurkan untuk berwudhu dengan air hujan apabila airnya mengalir deras.”

Dari Yazid bin Al Hadi, apabila air yang deras mengalir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
اُخْرُجُوا بِنَا إلَى هَذَا الَّذِي جَعَلَهُ اللَّهُ طَهُورًا ، فَنَتَطَهَّرَمِنْهُ وَنَحْمَدَ اللّهَ عَلَيْهِ
Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci.” Kemudian kami bersuci dengan air tersebut dan memuji Allah atas nikmat ini.

Namun, hadits di atas adalah hadits yang lemah karena munqothi’ (terputus sanadnya) sebagaimana dikatakan oleh Al Baihaqi.

4. Jangan Mencela Hujan!
Kenapa ga boleh? Karena kalo kita mencela hujan, sama aja kita mencela Allah. Nanti Allah marah, sama kita dilarang mencaci makhluk hidup or manusia lainnya.

Sama jangan mencari kambing hitam dari segala masalah, kek nyalahin gubernur dll.⸺ga boleh & ga baik.

Perlu diketahui bahwa setiap yang seseorang ucapkan, baik yang bernilai dosa atau tidak bernilai dosa dan pahala, semua akan masuk dalam catatan malaikat. Allah Ta’ala berfirman,
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qs. Qaaf/50:18)
 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً ، يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّمَ
“Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR. Bukhari no. 6478, dari Abu Hurairah)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menasehatkan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai kambing hitam jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang kita mencela waktu dan angin karena kedua makhluk tersebut tidak dapat berbuat apa-apa.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menasehatkan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai kambing hitam jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang kita mencela waktu dan angin karena kedua makhluk tersebut tidak dapat berbuat apa-apa.

Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ ، يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ ، بِيَدِى الأَمْرُ ، أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.” (HR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246, dari Abu Hurairah)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
لاَ تَسُبُّوا الرِّيحَ
Janganlah kamu mencaci maki angin.” (HR. Tirmidzi no. 2252, dari Abu Ka’ab. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari dalil di atas terlihat bahwa mencaci maki masa (waktu) dan angin adalah sesuatu yang terlarang. Begitu pula halnya dengan mencaci maki makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa, seperti mencaci maki angin dan hujan adalah terlarang.

Dan lagian, tiap omongan buruk kita, apalagi caci maki itu nanti dicarat malaikat pencatat amal⸺malah jadi boomerang.

Lagian misuh-misuh; ngeluh-ngeluh tiap ada musibah ga bikin kita jadi better, kan? Malah dongkol. Udah dosa, jadi penyakit; sedih boleh⸺tapi ikhlas ya, biar tenang hatinya.

TERAKHIRRRRR!!!!

5. Doa setelah turun hujan 

Jangan lupa baca (Muthirnaa bi fadhlillahi wa rohmatih) tiap setelah turun hujan ya guys!
Dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya. Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jama’ah shalat, lalu mengatakan, ”Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian?” Kemudian mereka mengatakan,”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71).

Dari hadits ini terdapat dalil untuk mengucapkan ‘Muthirna bi fadlillahi wa rohmatih’ (kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah) setelah turun hujan sebagai tanda syukur atas nikmat hujan yang diberikan.
Dah segitu duluuuu tentang hujannya

Jangan lupa guys BANYAKIN DOA TIAP UJAN! WAKTU MUSTAJAB LOH

Jadi jangan dicela hujannnya ya! Kencengin doanya, minta apa pun; minta lolos tes, lolos snmptn, sbmptn, interview, minta sembuh, minta rezeki banyak, minta sehat, mintaaaa!
Jangan lupa minta hidayah karena sebenernya yang harus kudu wajib utama diminta adalah hidayah!

Hidayah sama istiqomah. Minta makin sholeh/ah, minta akhirat dulu deh pokoknya baru dunia, okey??

Minta bisa haji/umroh; minta surga; minta khusnul khotimah; minta jadi anak berbakti. :)

Share on Google Plus

About Lilaccountz

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar